Lahan Kakao di Kutim 4.220,42 Hektare
07 Agustus 2008
Admin Website
Artikel
3965
SEHUBUNGAN hal itu, maka upaya perlindungan tanaman dilaksanakan dengan penerapan sistem pengendalian hama terpadu (PHT), dan pelaksananya serta tanggungjawab pemerintah dan masyarakat.
#img1# Menyikapi hal tersebut maka pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Perkebunan terus melakukan upaya untuk mengatasi meluasnya hama penyakit yang menyerang tanaman kakao, yang berakibat menurunnya produksi kakao, dan sangat merugikan kaum petani.
"Kini Pemkab Kutim sedang memberdayakan petani melalui penyuluhan hingga ke pelosok secara bergantian," kata Kasubdin Produksi Dinas Perkebunan Kutim, Sugianto, Selasa (5/8).
Disebutkan, pihaknya telah melakukan langkah positif untuk mengatasi adanya keluhan petani kakao yang belakangan ini tanaman kakao mereka diserang hama.
"Secara bertahap, kami akan melaksanakan pembinaan kepada petani kakao mengenai PHT. Mulai dari memilih bibit yang subur dan unggul. Bibit yang sehat dan unggul mempunyai sertifikat yang dikeluarkan pemerintah sesuai ketentuan yang berlaku hingga bibit kakao tersebut terhindar dari organisme pengganggu tanaman," katanya.
Dinas Pertanian juga melalui kegiatan produksi PHT untuk menghindari OPT dengan cara mengeksploitasi pengendali alami (agensi hayati) secara serius, seperti jamur metarhizium untuk mengendalikan hama kumbang kelapa. Jamur beauveria bassiana untuk mengendalikan helopeltis dan penggerek buah kakao (PBK).
"Jangan sampai petani terbelenggu dengan penggunaan pestisida dalam mengengalikan hama," tandas Sugianto.
Masyarakat petani juga diberi pemahaman mengenai penanganan pasca panen kakao. Termasuk kegiatan PHT, karena diyakini apabila penggunaan alat dengan cara tepat maka produksi kakao meningkat.
Berdasarkan data yang ia peroleh tahun 2007, pengembangan tanaman kakao di wilayah Kutim seluas 4.220,42 Ha dengan Produksi 3.988,45 Ton. Rinciannya, luas tanaman kakao di Kecamatan Busang 1.032,60 Ha dengan produksi 909,76 ton, dan kecamatan Kaubun seluas 345,50 Ha dengan produksi 2,99 ton.
Pengembangan tanaman kakao di wilayah Kutim dilakukan masyarakat dalam bentuk perkebunan rakyat, baik yang dibiayai pemerintah melalui anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) maupun dibiayai oleh pihak ketiga dengan menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Dalam program peningkatan produksi tanamam perkebunan (kakao) dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani, dinas perkebunan Kutim melaksanakan kegiatan berupa pengendalian dan penanggulangan OPT melalui Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT). "Kegiatan tersebut tahun ini (2008) dilaksanakan di Kecamatan Kaubun," terangnya.
Diungkapkan, tahun sebelumnya juga telah dilaksanakan seperti di wilayah Kecamatan Teluk Pandan, Bengalon, Kaliorang, Sangkulirang, Busang, Telen dan Kecamatan Muara Ancalong. SL-PHT tersebut punya prinsip yang harus dilaksanakan dengan tujuan melestarikan musuh alami, mengamati hama dalam kebun, pembudidayaan yang sehat, dan petani ahli di kebun sendiri.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 7 AGUSTUS 2008